Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan Fathimatuzzahra menjadi moderator Workshop II Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Sub Nasional Indonesia’s Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030 Provinsi Kalimantan Selatan yang digelar diHotel Grand Dafam Qmall Banjarbaru Senin (12/9/2022). Workshop tersebut dilaksanakan secara Hybird menggunakan virtual Zoom Meeting.
Workshop dibuka oleh Direktur Pencegahan Dampak Lingkungan Kebijakan Wilayah dan Sektor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Erik Teguh Primiantoro, yang dihadiri oleh Instansi Vertikal KLHK, UPTD KLHK, Kepala UPTD lingkup Dishut Prov Kalsel, Esselon 3 dan 4 Dishut Prov Kalsel serta SKPD lingkup Provinsi Kalimantan Selatan yang terkait.
Dalam kesempatannya Erik Teguh Primiantoro menyampaikan Workshop II Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Sub Nasional Indonesia’s Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030 Provinsi Kalimantan Selatan ini merupakan tindak lanjut dari Workshop Penyusunan Rencana Kerja Sub Nasional Indonesia’s Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030 Provinsi Kalimantan Selatan sebelumnya yang telah diselenggarakan pada tanggal 8 Juli tahun 2022 lalu.
Menurut dia, sebagai tidak lanjut dari Workshop sebelumnya, maka di sini telah disusun draf rencana kerja Sub Nasional Folu Net Sink Provinsi Kalimantan Selatan yang melibatkan berbagai pihak terkait baik di tingkat Nasional maupun di tingkat daerah dan berbagai kelembagaan serta pakar.
“Diharapkan Renja ini nanti dapat menjadi dokumen persyaratan yang baik dan merupakan pemerencanaan milik pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dengan berbagai pihak terkait. Semua pihak terkait harus bergerak dan berjuang bersama untuk mencapai target Folu Net Sink 2030 Provinsi Kalimantan Selatan yang telah disusun,” kata Erik Teguh Primiantoro.
Kepala Dishut Provinsi Kalsel Fathimatuzzahra yang bertindak sebagai moderator dalam acara ini, menyampaikan inti Indonesia’s Folu Net Sink 2030 adalah strategi untuk mencapai kondisi agar penyerapan karbon atau gas rumah kaca di sektor kehutanan dan penggunaan lain yang disebut dengan Forestry and Other Land Use 2030 paling tidak seimbang atau lebih besar dibandingkan dengan emisi pada tahun 2030.
Hal itu bisa dicapai melalui cara pencegahan atau penurunan laju deforestasi, kemudian pengelolaan lahan baik bidaran atau gambut serta konservasi keanekaragaman hayati, itu adalah hal yang merupakan kata kunci dari Folu Net Sink 2030.
“Kita harapkan nanti setelah adanya narasi yang disusun oleh tim ahli kita juga ingin di situ akan memuat rekomendasi kemudian mungkin ada intervensi apa saja yang harus dilakukan. Karena beberapa kali saya sampaikan bahwa yang kita ingin capai memang bahwa itu benar-benar bisa kita capai. Tentunya ini adalah ambisi kita bersama sehingga dengan ambisi besar itu kita bersama-sama berkolaborasi untuk kesuksesan Folu Net Sink 2030,” ucap Fathimatuzzahra.
Penyampaian paparan dan riview yang berjudul ‘Draf Rencana Kerja Sub Nasional Indonesia’s Folu Net Sink 2030 Provinsi Kalimantan Selatan’ dipaparkan secara bergantian oleh ketua tim ahli Renja sekaligus Dekan Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan IPB University, kemudian oleh Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat dan tokoh akademisi lainnya. Paparan tersebut diantaranya berisikan tentang Kondisi Umum Folu Provinsi Kalimantan Selatan, Hasil Analisa Spasial Penyusunan Peta Arahan Mitigasi Folu Net Sink 2030 Provinsi Kalimantan Selatan, Rencana Oprasional Aksi Mitigasi Folu Net Sink 2030 Provinsi Kalimantan Selatan, Arahan Rencana Aksi Mitigasi PPKH serta Lingkup Perhutanan Sosial, Dan Rencana Kerja Aksi Mitigasi Sub Nasional Provinsi Kalimantan Selatan.
Di acara Workshop II Penyusunan Rencana Kerja Sub Nasional Indonesia’s Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030 Provinsi Kalimantan Selatan tersebut juga diadakan kegiatan tanya jawab oleh peserta acara serta pemberian masukkan untuk dapat memperkuat dan memperkaya muatan informasi Draf Dokumen Rencana Kerja Folu Net Sink 2030 Provinsi Kalimantan Selatan.