Komunitas Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Laut dengan koordinator kegiatan Cyber Adventure Indonesia, menyalurkan bantuan ke Pantai Harapan, satu desa terujung dan terisolasi di Kabupaten Tanah Laut pada Sabtu (6/2/2021). Desa ini berbatasan dengan Laut Jawa dan Kabupaten Banjar.
Penyaluran bantuan sebagai kegiatan sosial pasca banjir. Sulitnya menjangkau lokasi yang harus melewati jalur setapak dan dilanjutkan menumpang perahu kelotok milik penduduk setempat. Perjalanan ditempuh selama 3 jam dari Kota Pelaihari, ibukota Kabupaten Tanah Laut, dilanjutkan naik klotok sekitar 1 jam perjalanan.
Akses utama menuju kota kecamatan dan desa tetangga terdekat berupa jembatan yang terputus sejak 6 (enam) tahun lalu dan diganti menjadi jembatan gantung dengan kapasitas terbatas yang hanya dapat dilewati motor menambah sulitnya bantuan maupun distribusi bahan pokok ke Desa Pantai Harapan.
Perkampungan nelayan yang terdiri dari 6 RT dengan jumlah penduduk padat dan rata-rata merupakan rumah tangga pra-sejahtera cukup memprihatinkan dengan kondisi banjir air laut (rob) setiap malam setinggi 60-100 cm dan menggenangi perkampungan dan perumahan.
Adi Rahmani, Kepala Bidang Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup (DPRKPLH) Kab. Tanah Laut yang mendampingi para relawan menyampaikan apresiasi dan terimakasih atas inisiatif organisasi masyarakat dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial.
“Kerjasama dan sinergi semua pihak dalam kegiatan yang berbasis kemandirian dan partisipasif masyarakat harus terus kita dukung, khususnya kegiatan yang diinisiasi oleh para Relawan Lingkungan” jelas Adi Rahmani, Sabtu (6/2/2021).
Camat Bumi Makmur, Sahidanoor melalui Adi Rahmani, menyampaikan terimakasih atas sumbangsih para relawan yang dengan susah payah menembus lokasi di Desa Pantai Harapan untuk mengantarkan bantuan logistik.
Sahruni, yang biasa disapa Abah Alex, penduduk desa setempat melalui para relawan berkeluh kesah atas susahnya akses masuk ke desanya. Sebab, kendaraan roda empat kesulitan menembus sampai ke desa karena putusnya jembatan menjadi kendala utama.
Apalagi pusat kegiatan ekonomi warga ada di Desa Kurau yang merupakan kecamatan tetangga. “Kami berharap agar pemerintah dan pihak terkait dapat membangun jembatan yang telah rusak, sehingga warga dapat melakukan aktivitas ekonomi lebih baik,” tutur Abah Alex.
Kegiatan ekonomi masyarakat setempat mulai bergulir ditandai dengan aktivitas warga yang mulai mencari ikan, nampak di beberapa rumah, warga menjemur hasil tangkapan ikan untuk diolah menjadi ikan asin.
“Semoga kegiatan yang kami laksanakan dapat mengurangi sedikit beban warga Desa Pantai Harapan pasca dilanda air pasang (rob),” tutup Eka Prasetya Aneba, Disaster Management Coordinator, Cyber Adventure Indonesia.