Bu Ningsih –biasa ia disapa- telah lima tahun menjalani profesinya sebagai penjual jamu. Sehari-hari, ia berjualan jamu dengan menggunakan kendaraan roda dua. Dimulai dari pukul 06.00 WITA – 14.00 WITA.
Namun, musibah banjir yang melanda Kota Banjarmasin pada pertengahan Januari lalu, memaksa warga Jalan Padat Karya Komplek Herlina Perkasa, Kelurahan Sungai Andai ini, tak dapat beraktivitas. Praktis, usaha Bu Ningsih menjadi terhambat, karena kendaraan roda dua yang dimilikinya tak dapat menembus banjir.
“Total 12 hari saya libur berjualan. Tentunya, libur dari berjualan menyebabkan penghasilan saya ikut terhenti,” kata Bu Ningsih saat ditemui di rumahnya, Rabu (3/2/2021).
Sebelumnya, Bu Ningsih baru saja keluar dari rumah sakit setelah menjalani perawatan selama 14 hari. Alih-alih bersemangat untuk bekerja pasca perawatan di rumah sakit, musibah banjir mematahkan semangatnya menekuni usaha berjualan jamu.
“Maksud hati setelah dari rumah sakit semangat untuk berjualan kembali tapi keadaan berkata lain. Banjir menyebabkan usaha saya tidak dapat berjalan,” imbuh Bu Ningsih.
Bu Ningsih sendiri, mendapatkan bantuan berupa Bantuan Modal Usaha dari Global Wakaf – ACT. Nantinya, bantuan ini akan digunakan untuk membeli bahan pembuatan jamu dan membeli produk jamu yang sudah habis.
“Harapannya, dengan adanya bantuan ini, usaha saya dapat kembali berjalan,” tandas Bu Ningsih.
Sementara itu, Kepala Cabang ACT Kalsel Zainal Arifin menuturkan, musibah banjir di Kalsel yang terjadi selama dua pekan terakhir, praktis menghambat perekonomian masyarakat. Sehingga, dibutuhkan bantuan modal untukkembali menjalani usaha.
“Bantuan Modal Usaha dari Global Wakaf – ACT ini menjadi tepat sasaran dan tepat guna, bagi mereka pelaku usaha yang menjadi penyintas banjir. Tentunya, bantuan ini dapat meringankan beban mereka untuk kembali membangun usahanya yang sempat terhambat saat musibah banjir beberapa waktu lalu,” kata Zainal.