Musibah banjir di Kalsel rupanya menjadi catatan kelam dalam kehidupan Bahrun. Guru mengaji di Desa Lok Baintan Luar, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar ini, tak dapat mengajar pengajian Alquran kepada muridnya. Tak hanya itu, Alquran yang ia miliki juga terendam banjir.
Tak hanya berdampak pada aktivitasnya sebagai guru mengaji, musibah banjir juga memaksa Bahrun tak dapat memanen buah jeruk. Bahkan, beberapa pohon jeruk juga rusak akibat banjir. Di luar aktivitas mengajar, Bahrun juga beraktivitas sebagai petani jeruk, dengan penghasilan Rp 800 ribu per bulan.
Bahrun bercerita, musibah banjir yang terjadi selama dua pekan terakhir, juga menghentikan aktivitas mengajar Alquran kepada 20 muridnya selepas salat Maghrib. Sebelum musibah banjir, aktivitas mengajar Alquran oleh Bahrun dilakukan di rumahnya.
“Banjir juga mengakibatkan beberapa Alquran saya pun basah. Serta rumah saya tidak bisa dilakukan untuk aktivitas belajar mengaji. Musibah banjir kali ini merupakan yang terbesar yang pernah saya alami,” kata Bahrun saat ditemui di rumahnya, Ahad (31/1/2021).
Saat Tim ACT Kalsel menyambangi Bahrun pada Ahad (31/1) lalu, kondisi rumahnya masih berantakan. Beberapa Alquran pun masih ada yang belum kering, pasca musibah banjir. Bahrun tinggal seorang diri di rumahnya, karena sang istri sudah meninggal dunia dan kedua anaknya tak tinggal bersamanya.
Tim ACT Kalsel sendiri membagikan bantuan paket pangan dari program Sahabat Dai Indonesia, untuk Bahrun yang juga merupakan penyintas banjir di Kalsel. Bantuan sendiri pun disambutnya dengan penuh haru dan syukur.
“Saya sangat terima kasih, sangat bersyukur atas bantuan yang diberikan. Namanya rejeki yang datang dari Allah,” ucapnya.
Kepala Cabang ACT Kalsel Zainal Arifin menuturkan, apa yang dialami Bahrun hanya satu dari sekian penyintas banjir di Kalsel. Apalagi, dengan profesinya sebagai guru mengaji, juga harus mendapat perhatian, terutama Alquran yang ia miliki untuk mengajar juga ikut terendam banjir. Di samping kebutuhan pangannya yang selama ini terhambat akibat musibah banjir.
“Insyaallah, tim kami akan berikhtiar untuk mendukung Pak Bahrun agar dapat kembali mengajar Alquran kepada murid-muridnya. Seperti Alquran baru untuk beliau, untuk menggantikan Alquran sebelumnya yang rusak akibat banjir,” kata Zainal.