Sejak Covid-19 terindentifikasi Desember 2019, negara-negara di dunia mengalami kerontokan ekonomi. Komite Oxford untuk Bantuan Kelaparan (Oxfam) memprediksi ada kenaikan setengah miliar jiwa akibat kemiskinan global dampak Covid-19.
Data ini disampaikan pakar ekonomi dari lulusan Universitas Birmingham Inggris, Hidayatullah Muttaqin, saat menjadi narasumber Dialog Refleksi Akhir Tahun 2020 yang diinisiasi Forum Intelektual Muslim Banua, Minggu (27/12/2020).
Banyak informasi lainnya yang disampaikan dalam presentasinya secara daring, seperti angka kehilangan pekerjaan yang menembus lebih dari 300 juta orang, hingga potensi penduduk dunia yang kelaparan bisa mencapai 265 juta jiwa.
“Perkiraan estimasi dari Bank Dunia, angka kemiskinan semakin ekstrem, dengan bertambah 88 sampai dengan 115 juta orang,” urai Hidayatullah Muttaqin saat diskusi daring via Zoom itu.
Ia menegaskan, fakta-fakta ini membuktikan gagalnya sistem kapitalisme dalam mencegah dan mengatasi wabah virus corona. Akibatnya, umat manusia terkena dampak sangat besar. Hingga 25 Desember 2020, sudah 1,75 juta orang yang meninggal dunia.
“Bayangkan, Desember ini, kasus harian sudah menembus di atas 600 ribu orang per hari, bahkan riilnya bisa saja lebih dari itu,” jelas Anggota Tim Pakar untuk Percepatan Penanganan Covid-19 dari Universitas Lambung Mangkurat tersebut.
Masifnya jumlah korban ini, lanjut Hidayatullah Muttaqin, diperparah lemahnya kapasitas para pemimpin pemerintahan di berbagai belahan dunia, yang di awal-awal pandemi meremehkan Covid-19, lebih mementingkan perekonomian ketimbang keselamatan jiwa penduduknya, hingga lambannya respon preventif.
“Nah itu adalah contoh betapa kegagalan pikir para pemimpin negeri-negeri demokrasi, dan kegagalan kapitalisme dalam menghidupkan sistem peringatan dini pencegahan bahaya pandemi Covid-19, hingga berdampak ke seluruh sektor kehidupan, termasuk di bidang ekonomi,” ujar dosen yang pernah kursus singkat di Den Haag, Belanda tersebut.
Oleh karena itu, Hidayatullah Muttaqin menggugah kesadaran masyarakat, bahwa ada sistem alternatif yang lebih sempurna daripada kapitalisme. Ia mengajak semua menerapkannya, untuk keselamatan umat manusia di dunia dan akhirat.
“Karena itu, jika tidak ingin melihat lagi sistem ini berjaya, dan menghegemoni dunia, maka kita harus shutdown sistem ini dengan cara kita kembali kepada Islam. Terapkan Syariat Islam, kita terapkan Sistem Khilafah yang nanti akan menjadi alternatif buat umat Islam dan umat manusia,” ajak peraih master dalam Ilmu Ekonomi Islam di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta tersebut.