Sinergitas TNI Polri ikut mengawal pendistribusian logistik Pilkada Serentak 2020 Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Pilgub Kalsel ke desa terjauh. Mereka bergerak mengusung logistik pilkada ke Desa Aing Bantai dan Desa Juhu, Minggu (6/12/2020).
Pendistribusian logistik pemilihan Pilkada Serentak 2020 dilepas oleh Camat Batang Alai Timur (BAT) Sahri, Danramil 1002-01/Birayang Kapten Inf Subhan, dan Kapolsek Birayang Ipda Erikson di halaman kantor kecamatan BAT.
Menurut Muhammad Ihsan, Ketua PPK Kecamatan BAT, terdapat tiga Tempat Pemungutan Suara (TPS) di kedua desa tersebut. Satu TPS di Desa Juhu dan dua TPS di Desa Aing Bantai, Kecamatan Batang Alai Timur.
“Dengan jumlah pemilih dari Desa Juhu ada 42 orang, dari Desa Aing Bantai (TPS 1) ada 72 orang, dan dari Desa Aing Bantai (TPS 2) ada 127 orang,” tutur Ihsan di kantor Kecamatan BAT, Minggu (6/12/2020).
Sementara itu, Kapolsek Birayang Ipda Erikson, menyampaikan bahwa TNI dan Polri siap mengamankan penyelanggaraan Pilkada 2020 di daerah paling jauh di Kabupaten HST.
“Kita do’akan semoga rekan kita yang melaksanakan tugas diberikan kekuatan dan kesehatan hingga selesai pelaksanaan pemilihan ilkada serentak tahun 2020,” ucap Ipda Erikson saat pelepasan tim.

Sedangkan Danramil 1002-01/Birayang Kapten Inf Subhan menyampaikan kegiatan pengamanan logistik untuk TPS terluar ini sebagai bukti sinergitas TNI-Polri tetap solid, kapan saja dan dimanapun berada.
Menurut dia, tim akan disambut medan yang terkadang landai, kemudian jalanan terjal dan mendaki serta menyeberangi sungai yang cukup lebar dan arus deras. Toh, Subhan menjamin, tim tidak ciut nyali dalam pengamanan logistik melaksanakan tugas pengabdian untuk negeri.
“Menyukseksan pemilihan Pilkada Serentak 2020,” tegas Subhan.
Di tempat terpisah, Kapolres AKBP Danang Widaryanto melalui Ps. Paur Subbag Humas Aipda M. Husaini, menjelaskan perjalanan yang ditempuh tim kurang lebih 2 hari 1 malam untuk mencapai ke Desa Juhu.
Tim bergerak dimulai dari anak Desa Hinas Kiri yaitu Kyu berjalan kaki menyusuri kaki Pegunungan Meratus. Mereka berjalan satu hari penuh dengan kontur menanjak. Sampai di tengah hutan, tim istirahat di bawah tenda untuk menginap di belantara Meratus.
“Kemudian pagi-pagi sekali melanjutkan perjalanan dengan medan menuruni hutan Pegunungan Meratus selama satu hari, dan sore harinya sampai di Desa Juhu,” kata Aipda Husaini.
Sementara perjalanan ke Desa Aing Banteng, tim harus menginap di Desa Batu Perahu. Untuk alat komunikasi yang digunakan adalah pesawat telepon satelit yang dipinjam dari Pemkab HST, dan hanya digunakan seperlunya.