Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan, Mahrus Ariyadi, mengatakan pihaknya tidak akan merelokasi buaya yang hidup di kawasan Desa Pantai, Kecamatan Kelumpang Selatan, Kabupaten Kotabaru.
Menurut dia, daerah rawa dan perairan sebagai ekosistem hidup habitat buaya muara. “Sementara kalau habitat buaya kami kasih plang peringatan agar masyarakat lebih berhati-hati lagi beraktivitas,” kata Mahrus Ariyadi kepada banjarhits.com, Sabtu (28/11/2020).
Manusia, kata Mahrus, mesti menyesuaikan dengan kehidupan habitat buaya. Ia menduga serangan buaya muara terhadap manusia di Desa Pantai akibat sumber makanan buaya sudah menipis.
Mahrus mencontohkan bagaimana buaya bisa hidup berdampingan dengan manusia di beberapa daerah. “Kalau anak-anak main di sungai enggak apa-apa, kan ikan masih banyak,” ujarnya.
Namun, ia belum menerima laporan resmi ihwal serangan buaya muara ke manusia di Desa Pantai, Kabupaten Kotabaru. “Kami belum dapat informasi resmi. Setelah dapat laporan resmi, kami segera pasang plang peringatan di sana,” kata Mahrus.
Di Desa Pantai, Kecamatan Kelumpang Selatan, kejadian buaya menyerang manusia sudah dua kali. Pada 2018, seorang wanita bernama Hamdanah diserang buaya. Namun, korban masih bisa selamat.
Kejadian terbaru pada Kamis petang (26/11/2020). Seorang petambak, Samsi, diterkam buaya muara ketika mencuci kepiting di tepi Sungai Nipah. Warga dan tim evakuasi mendapati tubuh Samsi dalam kondisi tercabik-cabik pada Jumat siang (27/11/2020). Korban Samsi meninggal dunia akibat serangan buaya muara.